Objektif: Studi ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif mengenai tren, prevalensi, dan luaran operasi urologi yang dilaksanakan di Rumah Sakit Birauen pada tahun 2018 hingga 2022 dan berfokus pada implikasinya terhadap pelayanan kesehatan.
Metode: Penelitian ini merupakan studi desain deskriptif yang yang menganalisis 2564 operasi urologi di Rumah Sakit Bireuen yang meliputi beberapa variable seperti usia, jenis kelamin, jenis prosedur, dan tren selama periode penelitian. Data dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan SPSS versi 25 untuk mengidentifikasi pola atau tren yang signifikan.
Hasil: Studi ini menganalisis 2564 operasi urologi dengan mean usia pasien 53±16.3 tahun (rentang usia 1-95 tahun). Sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki (82.5%). Prosedur paling umum dilakukan adalah ureteroscopy (29.0%), bladder stone lithotripsy (10.7%), and open kidney stone surgery (9.7%). Diagnosis paling umum ditemukan adalah batu saluran kemih, hyperplasia prostat jinak, dan batu kandung kemih. Komplikasi operasi paling umum merupakan infeksi (5,6%) dan perdarahan ringan (3,9%). Studi ini menunjukkan bahwa operasi minimal invasif terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.
Kesimpulan: Batu saluran kemih memiliki prevalensi yang tinggi di Rumah Sakit Bireuen dan terapi minimal invasif penggunaannya meningkat dari tahun ke tahun. Studi ini menawarkan wawasan berharga tentang prosedur urologi yang memandu perbaikan dalam perawatan dan alokasi sumber daya.
Objective: This study aimed to comprehensively analyze the trends, prevalence, and outcomes of urological surgeries performed at Birauen Hospital from 2018 to 2022 and focuses on the implications for healthcare.Methods: This descriptive study evaluated 2564 urological surgeries in Bireuen Hospital. Data collected several variables included age, gender, procedure type, and trends during the study period. Data were analyzed by descriptive statistics using SPSS version 25 to identify significant trends.Results: A total of 2,564 urological surgeries were analyzed, with a mean patient age of 53±16.3 years (range: 1–95 years). The majority proportion of patients were male (82,5%). The most common performed procedures were ureteroscopy (29.0%), bladder stone lithotripsy (10.7%), and open kidney stone surgery (9.7%). The most common diagnosis identified was urinary tract stones, benign prostatic hyperplasia, and bladder stones. The most common surgical complications were infection (5.6%) and minor bleeding (3.9%). This study showed minimally invasive surgery is increasing year by year.Conclusion: Urinary tract stones were found to be prevalent in Bireuen Hospital and the use of minimally invasive therapies has increased over the years. This study offers valuable insights about urological procedures guiding improvements in care and resource allocation.