Pasien yang terkonfirmasi positif coronavirus disease 2019 atau COVID-19 harus menjalani perawatan di ruang rawat inap isolasi. Kondisi diisolasi membuat pasien tidak bisa bertemu dan ditemani oleh keluarga sehingga menimbulkan perasaan kesendirian, ansietas, khawatir, dan bahkan depresi di tengah masa perawatannya. Kondisi cemas dan depresi dapat memberikan pengaruh ke tubuh melalui peningkatan kadar sitokin dalam plasma dan otak pasien sehingga dapat memperburuk kondisi pasien COVID-19. Seorang pasien perempuan berusia 49 tahun dirawat karena didiagnosis COVID-19 derajat sedang-berat disertai penyakit penyerta diabetes mellitus tipe 2 dan gagal ginjal kronik. Kondisi tersebut membuat pasien lama dirawat di rumah sakit dan saat hari ke-18, pasien teridentifikasi mengalami masalah ansietas dan depresi berdasarkan penilaian hospital anxiety and depression scale (HADS). Relaksasi napas dalam menjadi salah satu bentuk intervensi yang diberikan kepada pasien yang sedang mengalami ansietas dan depresi. Penulis menggabungkan dengan pendekatan spiritual yaitu relaksasi napas dalam dan istighfar. Relaksasi napas dalam yang disertai istighfar memaksimalkan oksigen yang masuk dan bersamaan dengan membangkitkan harapan pasien, menghilangkan perasaan negatif, dan memberi makna kehidupan serta pasrah kepada Allah atas segala kondisi yang dialami.
Patients who are confirmed positive for coronavirus disease 2019 or COVID-19 must undergo treatment in an isolation inpatient room. The isolated condition makes the patient unable to meet and be accompanied by her family, causing feelings of loneliness, anxiety, worry, and even depression in the midst of his treatment. Anxiety and depression can have an effect on the body through increased levels of cytokines in the patient's plasma and brain so that it can worsen the condition of COVID-19 patients. A 49-year-old female patient was treated for being diagnosed with moderate-to-severe COVID-19 accompanied by co-morbidities of type 2 diabetes mellitus and chronic kidney failure. This condition made the patient stay in the hospital for a long time and on day 18, the patient was identified as having anxiety and depression problems based on the hospital anxiety and depression scale (HADS) assessment. Deep breathing relaxation is one form of intervention given to patients who are experiencing anxiety and depression. The author combines it with a spiritual approach, namely deep breath relaxation accompanied by istighfar. Deep breathing relaxation accompanied by istighfar maximizes incoming oxygen and simultaneously raises patient expectations, eliminates negative feelings, and gives meaning to life, and surrenders to Allah for all conditions experienced.