Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Respon tubuh terhadap infeksi virus ini cukup beragam, mulai dari tanpa gejala (asymptomatic) sampai yang bergejala ringan, sedang, berat, dan kritis. Pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien COVID-19 tanpa penyakit penyerta. COVID-19 dengan hipertensi memiliki risiko kematian dua kali lipat lebih tinggi diantara komorbiditas lainnya. Studi kasus ini menggambarkan seorang laki-laki berusia 35 tahun yang menderita COVID-19 dengan hipertensi yang mengalami gejala sesak, peningkatan frekuensi napas, dan tekanan darah yang tinggi. Salah satu intervensi keperawatan non farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala tersebut yaitu dengan teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi napas dalam ini dipilih karena terapi relaksasi napas dalam dapat dilakukan secara mandiri dan relatif mudah dilakukan dibandingkan terapi non farmakologis lainnya. Selain itu, teknik relaksasi napas dalam dapat meminimalkan gejala yang dialami oleh pasien COVID-19 dengan hipertensi. Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam didapatkan perubahan pada pasien, yaitu sesak yang dialami pasien mulai berkurang, terjadi penurunan frekuensi napas menjadi dalam batas normal, penurunan tekanan darah dan mean arterial pressure (MAP), serta peningkatan saturasi oksigen.
Coronavirus Disease 2019 or COVID-19 is a disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Body responses to this virus infection is variously from asymptomatic to mild, moderate, severe, and critical symptoms. COVID-19 patients with comorbidities have a higher mortality rate than COVID-19 patients without comorbidities. COVID-19 with hypertension has a two-fold higher risk of death among the other comorbidities. This case study describes a 35-year-old man with COVID-19 and hypertension who experienced symptoms of shortness of breath, increased respiratory rate, and high blood pressure. This deep breathing relaxation technique was chosen because deep breathing relaxation therapy can be done independently and is relatively easy to do compared to other non-pharmacological therapies. In addition, deep breathing relaxation techniques can minimize the symptoms experienced by COVID-19 patients with hypertension. After the deep breathing relaxation technique was performed, there were changes in the patient, namely the shortness experienced by the patient began to decrease, there was a decrease in the respiratory rate to within normal limits, a decrease in blood pressure and mean arterial pressure (MAP), and an increase in oxygen saturation.