Penggunaan Jasa Online Food Delivery (OFD) yang kurang terkontrol dapat menyebabkan terjadinya peningkatan asupan lemak yang nantinya dapat berpengaruh pada status gizi seseorang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan proporsi asupan lemak dari makanan berdasarkan penggunaan jasa OFD pada mahasiswa disertai stratifikasi dengan variabel jenis kelamin, aktivitas fisik dan tingkat stres. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 136 mahasiswa nonkesehatan. Data diambil dari pengisian kuesioner daring mandiri oleh responden melalui google form yang berisi karakteristik individu, penggunaan jasa OFD, aktivitas fisik, dan tingkat stres, serta dari hasil wawancara daring. Kemudian data dianalisis univariat dan bivariat (chi-square). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan proporsi asupan lemak yang signifikan berdasarkan frekuensi penggunaan jasa OFD (p-value = 0,003) dan penggunaan jasa OFD (p-value = 0,007). Setelah distratifikasi, ditemukan kelompok dengan aktivitas fisik kurang yang sering menggunakan jasa OFD 15,1 kali lebih berisiko memiliki asupan lemak tinggi dibandingkan kelompok dengan aktivitas fisik kurang yang frekuensi penggunaannya normal (OR = 15,064). Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggunaan jasa OFD yang lebih luas dengan jumlah responden dan periode waktu yang lebih banyak. Diharapkan kepada mahasiswa nonkesehatan untuk lebih meningkatkan kesadarannya akan pedoman gizi seimbang untuk mengurangi risiko asupan lemak berlebih.
The uncontrolled use of Online Food Delivery (OFD) services can lead to an increase in fat intake which can later affect a person's nutritional status. The purpose of this study was to determine the difference in the proportion of fat intake from food based on the use of OFD services in students accompanied by stratification with variables of gender, physical activity, and stress levels. This study used a cross-sectional study design with a total of 136 non-health students as respondents. The data was taken from filling out an independent online questionnaire by respondents through a google form containing individual characteristics, use of OFD services, physical activity, and stress levels, as well as from the results of online interviews. Then the data were analyzed univariate and bivariate (chi-square). The results of the analysis showed that there was a significant difference in the proportion of fat intake based on the frequency of use of OFD services (p-value = 0.003) and use of OFD services (p-value = 0.007). After stratification, it was found that the group with less physical activity that frequently used OFD services was 15.1 times more at risk of having high fat intake than the group with a less physical activity whose frequency of use was normal (OR = 15,064). Researchers suggest that further research be conducted on the wider use of OFD services with a larger number of respondents and periods. It is hoped that non-health students will further increase their awareness of balanced nutrition guidelines to reduce the risk of excess fat intake.