Karakter perempuan Manic Pixie Dream Girl (MPDG), seperti yang diartikan oleh kritikus film Nathan Rabin, adalah trope perempuan eksentrik dan aneh yang dibentuk untuk menyelamatkan laki-laki dari kehidupan membosankan, mencerminkan diskriminasi terhadap perempuan. Penulisan ini bertujuan memahami representasi MPDG dalam film Love for Sale sebagai bentuk seksisme. Melalui analisis wacana kritis feminis, penulisan ini mengungkap sistem patriarki dalam narasi dan visual film, berkorelasi dengan teori film feminis oleh Laura Mulvey, terutama konsep male gaze. Male gaze merujuk pada cara film dibuat dari sudut pandang laki-laki, di mana perempuan digambarkan sebagai objek fantasi memuaskan audiens laki-laki, memperkuat pandangan patriarkal. Temuan seksisme ini didukung oleh tiga pondasi utama. Pertama, konstruksi dan stereotip gender memperkuat norma patriarkal, khususnya maskulinitas dan femininitas tokoh. Kedua, stereotip gender mengobjektifikasi tubuh dan seksualitas perempuan, menjadikannya objek keinginan seksual daripada individu dengan ekspresi pribadi yang bebas. Ketiga, relasi kuasa yang timpang, dengan dominasi laki-laki yang besar, menegaskan hubungan hierarkis yang tidak seimbang. Ketiga pondasi ini menunjukkan bahwa film ini memperkuat narasi gender yang tidak setara. Akibatnya, perempuan mengalami kesadaran palsu akibat memproyeksikan karakter MPDG ke realita. Penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan perempuan tentang pentingnya representasi perempuan yang lebih adil dan inklusif.
The Manic Pixie Dream Girl (MPDG) character, as defined by film critic Nathan Rabin, is an eccentric and quirky female trope designed to save men from their boring lives, reflecting discrimination against women. This paper aims to understand the representation of the MPDG in the film Love for Sale as a form of sexism. Through a feminist critical discourse analysis, this paper reveals the patriarchal system in the film’s narrative and visuals, correlating with feminist film theory by Laura Mulvey, particularly the concept of the male gaze. The male gaze refers to the way films are made from a male perspective, where women are depicted as fantasy objects satisfying the male audience, reinforcing patriarchal views. These findings of sexism are supported by three main foundations. First, the construction and gender stereotypes reinforce patriarchal norms, especially the masculinity and femininity of the characters. Second, gender stereotypes objectify women's bodies and sexuality, making them objects of sexual desire rather than individuals with free personal expression. Third, the unequal power relations, with significant male dominance, affirm an imbalanced hierarchical relationship. These three foundations show that the film reinforces an unequal gender narrative. As a result, women experience false consciousness by projecting the MPDG character into reality. This paper hopes to raise awareness among society and women about the importance of more equitable and inclusive representation of women.