Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan propaganda ideologi bushido pada film berjudul Djagalah Tanah Djawa yang diterbitkan pada masa pendudukan Jepang. Jepang memiliki keterbatasan sumber daya alam dan manusia untuk menghadapi Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Jawa dipandang sebagai wilayah yang mampu memenuhi kebutuhan Jepang. Propaganda diperlukan agar ideologi bushido dapat diinternalisasi kepada penduduk Jawa. Permasalahan yang dibahas meliputi bentuk ideologi yang dipegang teguh oleh masyarakat Jepang; fungsi propaganda Jepang di Jawa; dan makna ideologi yang direpresentasikan film propaganda Djagalah Tanah Djawa pada masa pendudukan Jepang. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Penelitian menunjukkan ideologi memengaruhi seluruh pandangan hidup dan praktik sosial masyarakat Jepang, apalagi pada masa Perang Asia Timur Raya. Ideologi ini dimasukkan dalam film propaganda Djagalah Tanah Djawa. Fungsinya adalah untuk menarik hati penduduk Jawa agar bersedia mengikuti program Jepang. Makna yang ingin disampaikan adalah kemenangan atas penjajahan Sekutu hanya dapat diraih jika penduduk Jawa berkorban dan bekerja sama dengan Jepang demi mewujudkan “Jawa Baru”. Dengan demikian, Jepang dapat mendominasi alam sadar dan ketidaksadaran penduduk Jawa.
This study aims to describe the propaganda of bushido ideology in the film Djagalah Tanah Djawa published during the Japanese occupation era. Japan had limited natural and human resources to face the Allies in the Pacific War. Java was seen as a region capable of meeting Japanese needs. Propaganda was needed so that the Japanese internalized the bushido ideology to the Javanese population. Some research problems are (1) the form of bushido ideology deeply held by the Japanese people; (2) the function of Japanese propaganda on Java; (3) the meaning of bushido ideology represented by the Propaganda Film Djagalah Tanah Djawa during the Japanese occupation. The research used the historical method. The research shows that bushido ideology influenced the whole outlook of life and social practices of Japanese society, especially during the Pacific War. This ideology was internalized in the propaganda film Djagalah Tanah Djawa. Its function was to attract Javanese people to be willing to take part in the Japanese program. The meaning stated that victory over the Allied occupation could only be achieved if the Javanese people made sacrifices and cooperated with Japan to realize “New Java”.’ Thus, Japan could dominate the consciousness and unconsciousness of the Javanese population.