Penelitian ini membahas kebijakan masa pemerintahan Mpu Sindok dengan pendekatan analisis fungsional Robert King Merton. Masalah yang dibahas adalah fungsi Mpu Sindok sebagai raja pada struktur pemerintahan kerajaan yang dipimpinnya. Masalah ini dijawab dengan mengetahui fungsi manifes, fungsi laten, dan aspek disfungsional dari Mpu Sindok berdasarkan kebijakannya. Metode yang digunakan yakni metode sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan membandingkan kebijakan Mpu Sindok dengan konsep astabrata, dapat diketahui Mpu Sindok melaksanakan fungsi manifes pada bidang pembangunan infrastruktur, sedangkan fungsi laten pada bidang sosial. Aspek disfungsional Mpu Sindok masih samar untuk ditentukan terutama di bidang raja sebagai simbol kejayaan karena kurangnya informasi dalam prasastinya. Kebaruan penelitian ini adalah belum idealnya Mpu Sindok sebagai raja tanah Jawa berdasarkan astabrata.