Setiap manusia adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung-jawabannya. Salah satu tugas kemanusiaan ini adalah mengelola kehidupan dengan amanah sesuai dengan potensi kita. Pengelolaan kehidupan agar menjadi lebih sejahtera perlu pemimpin yang baik dalam menempa spiritualnya. Alasan spiritual tersebut untuk membiasakan diri untuk membangun sebuah gelombang otak dalam membangun charisma melalui ketenangan berpikir dan bersikap. Sikap ini akan meresonansikan empati, pemahaman, dan penerimaan dalam diri seseorang. Kesadaran moral ini akan membuat hati nurani akan merasa sedih dan kecewa apabila seseorang telah melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai, norma, etika dan moral yang seharusnya dilakukan oleh seseorang individu dan sebaliknya akan merasa senang, bangga dan bahagia apabila seseorang mampu melakukan tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan nilai, norma, etika dan moral yang dianut oleh diri sendiri dan oleh orang lain. Dengan spiritual quotient (SQ) orang dapat mengangkat fungsi jiwanya sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataanatau kejadian tertentu. Ciri yang menunjukkan seseorang memiliki SQ, berikut diantaranya: 1. Fleksibilitas 2. Kesadaran diri sendiri 3. Memiliki kesadaran terhadap lingkungan tinggi 4. Berani menghadapi masalah 5. Berpikir holistic. Sekolah adalah sebuah lembaga resmi yang akan mencetak calon pemimpin negeri. Di tengah kemajuan teknologi dan modernisasi saat ini, sekolah memiliki peranan yang sangat penting untuk mencetak pemimpin yang berhati nurani, tak terkecuali SMA Negeri 2 salah satu lembaga pendidikan resmi di Rokan Hilir. Sekolah melakukan pembiasaan Spiritual Qoutient yakni dengan dimulai dengan guru sebagai teladan, kemudian membiasakan kegiatan diantaranya Jumat berbagi, 5 S, Shalat berjamaah. Mendorong kendaraan, membaca yasin dan shalat Dhuha serta ikut serta dalam kegiatan sosial