Tesis ini membahas kesiapan puskesmas untuk mengimplementasikan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer merupakan kontak pertama pasien yang diharapkan dapat
menegakkan diagnosis dan memberikan penatalaksanaan penyakit sedini mungkin
sesuai dengan kebutuhan medis pasien. Untuk dapat menerapkan kebijakan
tersebut di puskesmas, dokter memerlukan dukungan/peran dari SDM kesehatan
lainnya, kelengkapan obat, peralatan, sarana dan prasarana puskesmas yang sesuai
dengan panduan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sampel
penelitian yaitu tiga puskesmas di Kabupaten Garut dan terdapat 11 orang
informan untuk menggali informasi secara mendalam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketiga puskesmas kurang siap untuk mengimplementasikan
kebijakan. Untuk itu, disarankan agar puskesmas menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dan meningkatkan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif, untuk Kementerian Kesehatan agar melengkapi
Formularium Nasionaldengan obat-obat yang dibutuhkan di fasilitas pelayanan
kesehatan primer, dan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar membuat
perencanaan untuk pembanguan kesehatan di daerahnya dengan mengintegrasikan
semua aspek, begitu pula dalam melakukan renovasi atau membuat bangunan baru
puskesmas hendaknya mengikuti pedoman teknis bangunan dan prasarana
puskesmas.
This thesis discusses the puskesmas readiness to implement the Minister of Health Regulation No. 5 of 2014 about Clinical Practice Guidelines for Doctors inPrimary Health Care Facilities. Doctors in primary health care facilities is the first contact patients who are expected to uphold a diagnosis and give treatment ofdiseases as early as possible in accordance with the medical needs of the patient.In order toimplement this policy in puskesmas, doctors need support/the role ofother health human resources, equipment, medicines, facilities and infrastructureof puskesmas that accordance with the guidelines. This research was qualitativeresearch with a sample of research are three puskesmas in Garut and there were 11people toexplorein depthinformation. The results showed that allthreepuskesmasare lessreadytoimplementthe policy. It is recommended thatpuskesmas be the Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) and increase promotiveand preventive activities,for the Ministry of Health in order to complementNationalFormulariumwith needed medicines in primary health care facilities,GarutHealth Office makes the development of health planning in the region byintegratingallaspectsandin doingrenovationsorcreatea newbuildingpus kesmasshouldfollowtechnicalguidelines forbuildingsandinfrastructure of puskesmas.