Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue (DENV) yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. DBD merupakan penyakit akibat infeksi dari nyamuk yang
berkembang paling cepat dan menjadi ancaman kesehatan di dunia. Wilayah geografis
Indonesia yang beriklim tropis merupakan wilayah hiper-endemik DBD. Kota Depok
merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki tren penyakit DBD yang
fluktuatif dan cenderung tinggi setiap tahunnya. Pada tahun 2019 dan 2021 Kota Depok
termasuk peringkat 2 terbesar sebagai kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dan analisis uji korelasi untuk
mengetahui hubungan antara faktor iklim (curah hujan, suhu udara dan kelembaban
udara), kepadatan penduduk dan Angka Bebas Jentik (ABJ) terhadap Incidence Rate (IR)
DBD di Kota Depok pada tahun 2017-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan time lag 0, time lag 1 dan time lag
2, suhu udara time lag 1, kelembaban udara time lag 0, time lag 1 dan time lag 2 dan
Angka Bebas Jentik (ABJ) terhadap Incidence Rate DBD. Hubungan yang signifikan
antara faktor iklim dan ABJ terhadap IR DBD, menunjukkan bahwa upaya pencegahan
dan pengendalian DBD dengan melakukan PSN 3M Plus harus dilakukan dan
ditingkatkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Depok maupun masyarakat. Selain itu,
diperlukan kolaborasi dan kerja sama lintas sektor yaitu pihak Dinas Kesehatan Kota
Depok dan BMKG, sehingga dapat dibuat kebijakan dan perencanaan yang tepat untuk
pencegahan dan penanggulangan DBD di Kota Depok pada periode sebelum peningkatan
kejadian DBD.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the Dengue virus (DENV)which is transmitted to humans through the bites of Aedes aegypti and Aedes albopictusmosquitoes. Dengue fever is a disease caused by infection from mosquitoes that developsthe fastest and becomes a health threat in the world. The geographical area of Indonesiawith a tropical climate is a hyper-endemic area for DHF. Depok City is one of the citiesin West Java Province which has a fluctuating trend of Dengue fever every year. In 2019and 2021 Depok City is ranked 2nd as the district/city with the highest DHF cases inIndonesia. This study used an ecological study design and correlation test analysis todetermine the relationship between climate factors (rainfall, air temperature and airhumidity), population density and larvae free rate (LFR) on the Incidence Rate (IR) ofDHF in Depok City in 2017- 2021. The results showed that there was a significantrelationship between rainfall time lag 0, time lag 1 and time lag 2, air temperature timelag 1, air humidity time lag 0, time lag 1 and time lag 2, and larva free number (LFR) onthe Incidence Rate of DHF. The significant relationship between climate factors and LFRon DHF IR shows that prevention and control of DHF by doing PSN 3M Plus is necessaryto do and must be improved by the Dinas Kesehatan Kota Depok and the community.Besides that, cross-sector collaboration and cooperation between Dinas Kesehatan KotaDepok dan BMKG should be done, so that appropriate policies and planning can be madefor the prevention and control of DHF in Depok City, especially in the period before theincrease of DHF incidence.