Hubungan kemitraan kota (Municipal International Cooperation) dalam bentuk Sister City telah berkembang pesat di mancanegara, demikian juga di Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1992 menekankan agar hubungan kemitraan kota dapat dimanfaatkan untuk turut memacu pembangunan kota 1 daerah. Namun disisi lain, hubungan kemitraan kota' belum dikenal dan dipahami secara luas, bahkan hanya terbatas pada sebagian jajaran pemerintahan, khususnya Departemen Dalam Negeri dan pemerintah kota/daerah. Seyogianya hubungan kemitraan kota idealnya dilaksanakan secara sinerji antar instansi pemerintah (sektor) dan antara pemerintah dengan masyarakat.
Berhubung hal-ikhwal kemitraan kota belum cukup memasyarakat maka pelaksanaannya belum dapat mencapai hasil yang optimal dan manfaatnya masih sulit diukur secara kuantitatif dan bahkan sementara pihak menganggap hubungan kemitraan kota tidak membawa manfaat.
Tesis ini bertujuan untuk membuka wawasan mengenai hubungan kemitraan kota, dengan mengulas latar belakang pertumbuhan dan perkembangan sister city selama empat dasawarsa serta berbagai manfaat yang dapat diraih melalui suatu hubungan kemitraan kota yang dikelola secara baik.
Studi kasus (focus dan locus) tesis ini adalah salah satu aspek pelayanan perkotaan (urban services) yaitu kegiatan pengelolaan sampah oleh Pemerintah DKI Jakarta (d h. i. Dinas Kebersihan DKI Jakarta) yang telah memanfaatkan bantuan Kotapraja Rotterdam dalam kerangka kerjasama kemitraan kota (sister city) untuk meningkatkan kinerja, sehingga hasil usaha dan kerja keras Dinas Kebersihan didukung oleh partisipasi masyarakat telah berhasil membawa DKI Jakarta menjadi "Kota Adipura", bahkan Jakarta Pusat menerima penghargaan "Adipura Kencana" untuk kedua kalinya disamping penghargaan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup (DIKED) dan Piagam Prokasih bagi DKI Jakarta.
Tesis ini meneliti tiga aspek dalam kinerja Dinas Kebersihan dengan menggunakan "Analisis Pengukuran Kinerja" (measuring performance). Terbukti, dengan adanya bantuan Rotterdam dalam rangka kemitraan kota di bidang pengelolaan sampah telah dapat mendorong kinerja Dinas Kebersihan untuk meningkatkan faktor Ekonomis, Efisiensi dan Efektivitas kinerja pengelolaan sampah.
Dengan pembuktian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kemitraan kota (sister city) memberi dampak positif dalam upaya meningkatkan pelayanan perkotaan (urban services). Oleh sebab itu Pemerintah perlu memberi perhatian yang lebih besar terhadap fenomena hubungan kemitraan kota di Indonesia baik melalui piranti lunak berupa ketentuan perundangan yang dapat menciptakan suasana kondusif jugs melalui bimbingan dan dorongan agar kegiatan tersebut benar-benar bermanfaat dalam upaya mendorong percepatan pembangunan kota dan daerah.