Ketika kapitalisme tampak sebagai satu-satunya paradigma ekonomi yang unggul saat ini, dinyatakan sebut saja Robert Heilbroner, Peter Berger, Francis Fukuyama, justru di sini semakin relevan telaah kritis terhadapnya. Gerak hidup sebagai pencarian terbaik tetap perlu diusahakan karena meningkatnya tantangan permasalahan seperti: kelaparan, pengrusakan dan pencemaran alam, penindasan ekonomi dan sebagainya.
Tesis bertolak dari pemikiran filsuf sekaligus novelis Ayn Rand yang membela sistem kapitalisme. Secara radikal dan komprehensif. Ia membongkar kesaiahan asumsi dasar yang dilabelisasi begitu saja terhadap kapitalisme. Dengan membela kepentingan manusia, Rand justru mengunggulkan individualisme di atas kolektivisme, egoisme di atas altruisme. Baginya justru sosialismelah yang menindas dan mengeksploitasi manusia dan menghancurkan ruang kreatif manusia rasional. Kapitalisme memungkinkan pemisahan antara ekonomi dan negara, dan menjadikannya lawan dari negara-negara absolut.
Sebagai pisau bedah terhadap pemikiran Rand diajukan Karl Marx dan Habermas. Melalui Marx kita menangkap perubahan fungsi uang yang tidak dilihat oleh Rand. Marx juga berusaha meramalkan kejatuhan kapitalisme dengan krisisnya. Akan tetapi, Habermas memperbaiki ramalan kejatuhan kapitalisme Marx menjadi suatu hipotetis yang lebih kritis. Habermas justru menunjukkan kekhawatiran pada krisis legitimasi dan motivasi daripada krisis ekonomi dan krisis rasionalitas. Nilai-nilai dan legitimasilah yang semakin terkikis klaim kapitalisme lanjut (late-capitalism).
Dengan mengembalikannya pada hakikat manusia, maka Hannah Arendt menunjukkan perlunya ruang publik dan private. Melalui skema Hampden-Turner dan Trompenaars, pendamaian ketegangan paradigma individualisme-komunitarianisme diajukan. Analisis Game reuty menunjukkan kepentingan tidak selalu bersifat antagonistik dan dapat mencapai keuntungan bersama dalam sistem non-zero sum game. Amitai Etzioni menunjukkan peranan penting komitmen moral dalam pasar. Faktor lain yang dapat mentransformasi kapitalisme menuju sistem yang lebih humanis ditunjukkan oleh Robert Putnam dan Fukuyama dengan adanya modal sosial (social capital). Persoalannya siapa yang menjadi agen perubahan tanpa mengabaikan kekhawatiran Rand terhadap kekuasaan negara? Di sini justru tantangan civil society akan semakin besar.