Latar Belakang : Defek pada mandibula yang tidak direkonstruksi dapat menyebabkan
morbiditas yang berat seperti gangguan mastikasi, bicara, dan estetika. Defek mandibula
dapat disebabkan oleh berbagai sebab diantaranya trauma, infeksi, kondisi patologis,
dan kongenital. Diperlukan tindakan rekonstruksi untuk memperbaiki defek tersebut.
Penggunaan autogenus bone graft masih merupakan pilihan utama dalam hal
rekonstruksi. Pada defek mandibula, rekonstruksi autogenus yang digunakan terdapat
dua pilihan yaitu vascularized graft dan non vascularized graft. Di Indonesia sendiri,
penggunaan vascularized bone graft sebagai penutupan defek belum banyak dilakukan
akibat dari kurangnya alat dan keterbatasan operator. Pemilihan rekonstruksi defek yang
lebih reliable yaitu dengan non vascularized bone graft. Non vascularized bone graft
memiliki beberapa keunggulan yaitu morbiditas donor site lebih kecil, tidak
membutuhkan alat yang lebih kompleks dan tidak membutuhkan skill operator yang
lebih besar, walaupun tingkat keberhasilannya kurang. Resiko resorbsi dan infeksi pada
non vascularized graft lebih besar daripada vascularized graft. Semakin panjang non
vascularized bone graft yang digunakan maka semakin kecil pula tingkat kesuksesan
graft tersebut
Tujuan : Mengevaluasi pengaruh Platelet Rich Plasma (PRP) yang dicampur dengan
autogenous bone graft pada penyembuhan tulang mandibula (studi pada Ovis aries
sebagai model manusia). Material dan Metode : Penelitian metode quasi eksperimental dengan bentuk post test
with control group design ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh Platelet Rich
Plasma (PRP) yang dicampur dengan autogenous bone graft pada penyembuhan
mandibula Ovis aries secara klinis dan laboratoris (studi pada Ovis aries sebagai model
manusia).
Kesimpulan : Pemeriksaan klinis pada PRP dan Non-PRP dari hasil rata-rata tidak
terdapat perbedaan yang bermakna. Pemeriksaan laboratoris pada PRP dengan Non-
PRP sebelum dan sesudah operasi juga didapatkan hasil yang tidak berbeda bermakna
Background: Mandibular defects that are not reconstructed can cause seriousmorbidity such as impaired mastication, speech, aesthetics. Mandibular defects can becaused by a variety of causes including trauma, infection, pathological conditions andcongenital. Reconstruction is required to correct the defect. Autogenus bone graft isstill the main choice in terms of reconstruction. In mandibular defects there are twooptions, vascularized graft and non vascularized graft. In Indonesia, the use ofvascularized bone graft as a closure defect has not been done much due to lack of toolsand operator limitations. The selection of reconstruction of more reliable defects i.e.with non vascularized bone graft. Non vascularized bone graft has several advantagesnamely smaller donor site morbidity, does not require more complex tools and does notrequire greater operator skills, although the success rate is less. The risk of resorbsiand infection in non vascularized graft is greater than vascularized graft The longernon vascularized bone graft is used the smaller the success rate of the graft.Purpose: Evaluating the influence of Platelet Rich Plasma (PRP) mixed withautogenous bone graft on the amount of collagen in sheep (Ovis aries as a humanmodel).Materials and Methods: Research on this experimental analytical method wasconducted to determine the influence of Platelet Rich Plasma (PRP) mixed withautogenous bone graft in clinical examination and laboratoris in sheep (Ovis aries as ahuman model).Conclusion: Clinical examination in PRP with Non-PRP from the average result thereis not a meaningful difference. Laboratory examination before and after operation inPRP with Non-PRP also obtained not significantly different meaning