Runtunan batuan yang tersingkap di daerah timika memiliki kisaran umur dari prakambrium hingga kuarter. Batuan teruta adalah formasi nerewip yang terdiri atas aliran lava bantal dan basal yang berselingan dengan batuan sedimen termalihkan dan terfoliasi, yg ditindih selaras dan tak selaras semu oleh formasi otomona yang dikuasai oleh batusabak dan batu psir, termalikan berumur prakambrium kambrium. Diatas formasi otomona menindih tak selaras forasi tuaba yang terdiri atas batupasir dan baulumpur berwarna merah dibagian atas. Satuan ini diduga berumur ordovisium. Kemudian diatasnya terendapkan secara tak selaras semu formasi modio yang dikuasai oleh dolomit dan sedikit sedimen klastika. Satuan tersebut mengandung fosil yang menunjukkan umur silur-Devon, secara tak selaras semu diatas formasi modio terendapkan formasi aiduna yang terdii atas perselingan batupasir dan batulumpur berkarbon, bersisipan bio- kalkarenit dan batubara umurnya diperkirakan permo- karbon. Batuan mesozoikum paling bawah adalah formasi tipuma yang terdiri atas batupasir batulempung merah berlingkungan darat. Umur satuan ini diduga trias hingga jura Awal.Kelompok kembelangan yang berumur jur tengah - kapur terediri atas perselingan batu pasir kuarsa dan batulumpur yang kaya akan amonit menindih formasi tipuma secara tak selaras. Kemudian diatas kelompok kembelangan terendapkan secara selaras kelompok batugamping nugini yang dikuasai oleh batuan korbonat yang kaya akan foraminifera besar bersisipan batupasir. Umur kelompok batuan tersebut adalah paleosen miosen tengah. Formasi buru yang berumur miosen akhir pilosen yang terdiri atas perselingan batupasir dan batulumpur menindih selaras kelompok batugamping nugini. Terobosan diorit yang terjadi pada akhir tersier menghasilkan mineralisasi emas dan tembaga pada kelompok batuamping nugini yang terdapat diutara Timika (lajur pegunungan tengah Papua). Endapan kuarter, tersebar meluas dibagian selatan Timika.