Indonesia merupakan negara luas dengan penduduk yang banyak. Menurut Biro Pusat Statistik penduduk Indonesia tahun 1998 sekitar 204 juta jiwa. Hal ini merupakan pangsa pasar yang bagus untuk memasarkan suatu produk/jasa tertentu di Indonesia.
Perusahaan — perusahaan asuransi jiwa berebut untuk dapat memasarkan produknya di
lndonesia Presentase pemegang polis dengan total penduduk pada tahun 1998 hanya
sekitar 10% dibandingkan dengan negara tetangga kita yang rasionya sudah mencapai di
atas 80%. Pangsa yang bagus ini membuat bermunculan perusahaan — perusahaan baik
lokal maupun patungan ( joint venture).
Pemerintah melalui Departemen Keuangan membuat standarisasi agar kinerja
perusahaan — perusahaan asuransi di Indonesia tetap baik dengan mengeluarkan peraturan
melalui keputusan menteri keuangan No. KMK/481.017/1999. Inti dari peraturan tersebut
adalah penilaian tingkat solvabilitas perusahaan dengan Risk Based Capital.
Risk Based Capital itu adalah selisih antara kekayaan yang diperkenankan dikurangikewajiban dibandingkan dengan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum. MenurutKMJC/048 1.017/1999 Risk Based Capital minimal adalah 120% yang akan diterapkansecara total tahun 2004. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum itu terdiri atas 6 Skedul: 1. Kegagalan pengelolaan kekayaan (asset default risk) 2. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban (cash flowmismatch) 3. Kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata tiang (foreign currencymismatch) 4. Beban kiaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan 5 Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikandengan hasil yang diperoleh 6. Resiko ketidakmampuan pihak resasuradur untuk memenuhi kewajibanmembayar kiaim. PT XYZ merupakan perusahaan asuransi jiwa yang mempunyai laporan keuangancukup baik pada beberapa tahun terakhir, dilihat dari profit yang diterima (tahun 1998naik sekitar 1000% dari tahun sebelumnya). Untuk melihat kinerja PT XYZ saat inimaka digunakan metode Risk Based Capital sebagai pengukurnya. Selain itu dalampembahasan digunakan analisa fundamental untuk membandingkan kinerja PT XYZdengan rata-rata industri perusahaan sejenis. Asuransi jiwa merupakan produk jangka panjang dan bentuknya tidak nyata.Untuk mengantisipasi hal ini, PT XYZ dalam melakukan investasi berlaku sangatkonservatif. Jika dilihat dari portofolionya lebih dari 50% dana yang didapatdiinvestasikan pada deposito dan sertifikat deposito. Hal ini yang membuat kinerjaPT XYZ baik pada masa kondisi perekonomian kurang bagus. Setelab dilakukan analisa dan penelitian ternyata RBC PT XYZ adalah sebesar151,64% diatas yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan ( 120% ). Pada analisafundamental, kinerja PT XYZ di atas rata-rata industri asuransi jiwa. Untuk mencapai profit semaksimal mungkin PT XYZ dalam melakukan investasidiharapkan tidak terlalu konservatif. PT XYZ disarankan untuk memanfaatkan keahlian