Salah satu daerah yang dijadikan sasaran rencana infansi Jepang adalah Pulau Irian. Pada tahun I 933, ini berarti delapan tahun sebelum perang Pasifik meletus, penduduk di kawasan teluk-teluk yang ada di kota Jayapura telah melihat adanya orang-orang Jepang. Mereka mendirikan perusahaan produksi dan penangkapan ikan, tetapi dalam kenyataannya merupakan pusat organisasi mata-mata yang mengadakan penelitian mengenai sumber-sumber pertambangan, dan mencari daerah yang subur dengan penelitian botani sebagai alasan. Mata-mata ini mengumpulkan berbagai informasi mengenai sumber bahan kebutuhan bagi kesatuan angkatan perang yang akan bereaksi di Irian Jaya.Irian Jaya menjadi suatu hal yang menarik bagi Jepang karena Holandia adalah satu-satunya pusat perbekalan yang terbesar dan terkayadi seluruh wilayah Pasifik untuk keperluan perang Jepang nanti.