ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekspresi rasa syukur dengan menghitung berkat yang
disertai dengan pikiran kontra faktual (kondisi absen) lebih mampu meningkatkan kebahagiaan
dibandingkan dengan menghitung berkat biasa (kondisi ada). Pikiran kontra faktual dilakukan dengan
membayangkan jika berkat yang didapat tidak terjadi. Sebanyak 47 mahasiswa Universitas Indonesia
menuliskan tiga hal yang disyukuri dengan kondisi absen (n=27) dan kondisi ada (n=20) selama dua
pekan berturut-turut. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan peningkatan kebahagiaan yang
signifikan antara kelompok pada kondisi absen dan ada, t(45)= -1,38, p > 0,05. Penelitian ini
mengungkapkan temuan lain bahwa pikiran kontra faktual sebagai indikasi adanya rasa syukur tidak
hanya terkait dengan kejadian baik tetapi dapat pula dilakukan dengan membayangkan tidak terjadinya
kejadian buruk.
ABSTRAKThis study aimed to prove that the expression of gratitude by making gratitude list with counterfactual
thinking (absence condition) is better at increasing happiness compared to the regular way of counting
blessing (presence condition). Thinking counterfactually was done by imagining if the blessing which
one had obtained is absent. 47 students from Universitas Indonesia participated by writing down three
things to be grateful in absence condition (n=27) and presence condition (n=20) for two consecutive
weeks. Statistics test result showed no significant difference in happiness enhancement between
participants in two conditions, t(45)= -1,38, p > 0,05. This study pointed out another finding that
counterfactual thinking as an indication of gratitude does not exclusively related to good event but also
applicable to the absence of bad event.