Pada suku bangsa Samawa, Nusa Tenggara Barat, mempunyai kebiasaan yang unik sebagai warisan budaya yang dimulai terjadi sepuluh ribu tahun yang lampau, yaitu tradisi Nganyang. Penyelenggaraan tradisi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa bahan makanan daging rusa. Tradisi Nganyang dengan melibatkan penganyang anjing kampung yang terlatih baik secara fisik maupun mistik. Tradisi ini tidak sengaja berfungsi secara ekonomi, namun juga secara sosial, konversi alam, dan pembentukan karakter. Jika ditelusuri lebih mendalam tradisi ini mampu memaknai pada aspek kehidupan pendukungnya seperti makna keagamaan dan spiritual, pembentukan toleran dan keseimbangan ekologi khususnya terhadap Satwa Rusa.