Saat teori sains modern digunakan sebagai alat penafsiran, maka meskipun sudah diakui kevalidannya secara umum selama bertahun-tahun, akan tetapi di kemudian hari ternyata ada penemuan yang merevisinya, tidak berpengaruh terhadap al-Qur'an. Sementara penafsiran hanyalah upaya manusia untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya yang memungkinkan terjadinya kesalahan maupun kekurangan. Pada prinsipnya penafsiran ilmiah hanyalah cara yang digunakan oleh mussafir untuk memahami makna-makna yang terkandung dalam al-Qur'an sebagaimana halnya ahli balaghah (sastra) yang dapat mengungkap sisi keindahan bahasa, atau ahli fiqih, juga yang lainnya. Diharapkan umat Islam akan semakin dekat dengan al-Qur'an dan juga semakin meyakini, bahwa al-Qur'an adalah kitab yang haq yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung mukjizat yang tidak terbatas pada masa beliau saja, akan tetapi berlaku sepanjang masa-terlebih lagi-dengan ditemukannya bukti-bukti ilmiah yang isyaratnya telah banyak kita temukan dalam Al-Qur'an.