ABSTRAKArsitektur bukan hanya persoalan gambar, bangunan, atau bentuk semata, melainkan juga manusia dan bagaimana manusia hidup. Sebuah novel berjudul Metro 2033 menceritakan bagaimana kehidupan manusia ketika harus dilanjutkan di stasiun-stasiun bawah tanah (metro) karena keadaan di atas tanah yang tidak mungkin dilakukan aktivitas karena radiasi nuklir, sebagai dampak dari perang nuklir. Tulisan ini akan membahas bagaimana faktor-faktor seperti perubahan cara hidup, affordance, dan sense of place mempengaruhi manipulasi ruang yang dilakukan di metro, yang tidak dirancang untuk keperluan pertahanan atau untuk melanjutkan kehidupan manusia, agar mampu melanjutkan kehidupan manusia yang berlindung di dalamnya.
ABSTRACTArchitecture isn’t all about drawings, buildings, or shapes, but is also about human and how human lives. A novel titled Metro 2033 tells a story of how mankind must continue their live inside a metro because the surface condition, caused by nuclear radiation as an effect of a nuclear war, renders activities impossible to occur. This paper analyzes how factors such as changes of the way one lives, affordance, and sense of place affect how metro, which is not designed for sheltering or living purposes, is manipulated in such ways so as to enable it to sustain the human’s life taking shelter in it.