ABSTRAKDalam DSM-IV (APA, 1994) dikemukakan bahwa autisme adalah suatu
gangguan perkembangan perilaku yang ditandai oleh kerusakan pada kemampuan
komunikasi dan interaksi sosial serta pola-pola minat, aktivitas dan perilaku yang
terbatas, diulang-ulang dan stereotipi. Untuk dapat didiagnosa autisme, seorang anak
harus memiliki ketiga kriteria di atas namun memang ada kriteria yang menonjol
diantara ketiganya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kekurangan tersebut,
intervensi yang diberikan harus sedekat mungkin dengan kebutuhan anak.
Secara umum, program ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan
komunikasi anak dimana perbaikan dilakukan dengan cara membantu anak untuk
dapat melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Dengan anak dapat melakukan
kontak mata dalam kurun waktu tertentu, diharapkan ia dapat diajarkan berbagai hal
lain seperti mengajarkan bagaimana mendiskriminasi benda-benda di sekitarnya.
R telah berhasil menjalankan program intervensi yang diberikan, ditandai
dengan ia dapat melakukan kontak mata dengan lawan bicara selama kurun waktu
tertentu. Di sisi lain, dalam melakukan diskriminasi benda, R belum dapat
mendiskriminasi benda lebih dari dua karena adanya faktor eksternal yang
mempengaruhi kelancaran intervensi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terapi
Applied Behavior Analysis (ABA) dapat diterapkan dalam melatih R untuk melakukan
kontak mata dan diskriminasi benda. Meskipun demikian, masih ada beberapa
kelemahan dalam program ini yang perlu diperbaiki dalam penerapan intervensi
applied behavior analysis selanjutnya.