Investasi swasta merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, akan tetapi terdapat faktor yang dapat menghambat investor untuk berinvestasi yang salah satunya adalah korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisis pengaruh korupsi terhadap investasi swasta dengan menggunakan dua proxy yang menggambarkan dua jenis korupsi yang berbeda. Pertama, korupsi berupa pengambilan uang publik (fraud) yang datanya bersumber pada temuan BPK dan kedua, korupsi suap dan pemerasan yang bersumber pada data Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh Transparansi Internasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan data di 20 provinsi dengan jangka waktu dari 2007-2011. Dengan menggunakan metode estimasi Generalised Least Sqare (GLS), penelitian ini menemukan bahwa korupsi dengan jenis suap dan pemerasan berpengaruh negatif terhadap investasi swasta sedangkan korupsi jenis fraud tidak berpengaruh terhadap investasi swasta. Hal ini berarti bahwa korupsi dengan jenis suap dan pemerasan menghambat aliran masuk investasi sedangkan korupsi dengan jenis fraud tidak mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi.
Investment is one of the primary factors of economic growth. There are many factors that potentially could hinder investment in a country, such as the presence of corruption. The objective of this study is to examine and to analyze the impact of corruption on private investment. In this study, corruption is defined by two proxies. First, BPK audit report which define corruption as the form of fraud and second, the corruption perception index published by the Transparency International Indonesia (TII) which defines corruption as a type of bribery and extortion. This study utilizes data of 20 provinces with the period from 2007 to 2011. By using Generalized Least Square (GLS) estimation method, this study found that corruption in term of bribery and extortion has negative correlation with private investment while fraud type has no effect on private investment. These mean that bribery and extortion deters investment, while fraud does not affect investment decision.