Tesis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara modal sosial dan identitas kemahasiswaan dalam menjelaskan partisipasi politik konvensional mahasiswa dengan bersandar pada Social Capital Theory dan Social Identity Theory. Subjek pada penelitian ini benjumlah 108 mahasiswa S1 program reguler, yang berasal dari berbagai fakultas di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dengan teknik pengambilan sampel aksidental.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara modal sosial mahasiswa dengan partisipasi politik konvensional mereka ( r = .753 ; p <.Ol ). Hal serupa juga ditemukan pada identitas kemahasiswaan yang berkorelasi signifikan dengan partisipasi politik konvensional para mahasiswa (r = .872 ;p < .0l). Selanjutnya, kedua variabel tersebut secara bersama-sama sebesar 77.9% dapat menjadi peramal yang cukup signifikan dengan tingkat toleransi kesalahan 5% dengan kontribusi identitas kemahasiswaa relatif lebih dominan ( D = .699 ) dibandingkan dengan modal sosial ( B = .231 ). Hal ini menunjukkan bahwa, catatan sejarah bahwa mahasiswa sebagai kelompok yang peduli terhadap proses demokralisasi, memberikan identitas positif tersendiri kepada mahasiswa dalam turut serta melembagakan dan membudayakan proses demokratisasi melalui partisipasi politik konvensional.
Merujuk pada penelitian ini, mahasiswa seyogyanya dapat lebih memberikan pemaknaan pada proses demokrasi. Dalam hal ini, penegakkan hak-hak publik dapat dicapai tidak hanya melalui partisipasi non-konvcnsional yang rentan pada anarkisme melainkan pula pada proses membangun kultur demokrasi yang aman dan mempunyai nilai edukasi pada publik.