ABSTRAKSetiap individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai kriteria pasangan
hidup. Pandangan tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam interaksi
individu dengan lingkungan. Sejak kecil individu telah ditanamkan ide mengenai
pernikahan yang bahagia dan kriteria pasangan hidup yang baik, antara lain melalui
sistem nilai yang dianut orang tua. Penanaman sistem nilai tersebut tidak terlepas dari
pola pengasuhan orang tua kepada anak. Suku Bali dengan sistem Patrilinial
memberikan peran yang besar pada ayah untuk menentukan dengan siapa anak boleh
menikah. Peran ini akan lebih terlihat apabila ayah mengharapkan anak tunggal
perempuan mereka untuk menjadi penerus keluarga. Dalam hal ini, anak tunggal
perempuan harus tetap tinggal di keluarga mereka, dan apabila mereka menikah maka
suami masuk dalam keluarga perempuan (Nyentana). Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran peran ayah dalam pemilihan pasangan hidup anak tunggal
perempuan dalam keluarga Bali yang menetap di luar Pulau Bali, faktor-faktor yang
mempengaruhi kriteria pemilihan pasangan hidup anak tunggal perempuan, serta
mengetahui pengaruh adat Bali dalam pemilihan pasangan hidup anak tunggal
perempuan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
wawancara sebagai alat pengumpulan data utama dan observasi sebagai alat
penunjang. Wawancara dilakukan pada 3 orang subyek anak tunggal perempuan yang
memiliki ayah dari suku Bali, berusia 21-30 tahun, berasal dari status sosial ekonomi
menengah ke atas, dan tinggal di luar Bali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayah berperan dalam pemilihan pasangan
hidup anak tunggal perempuan dengan cara memberikan masukan dan gambaran
kriteria laki-laki yang mereka inginkan untuk menjadi pasangan hidup anak tunggal
perempuan. Ayah tidak secara langsung berperan dalam menjodohkan anak tunggal
perempuan dengan laki-laki pilihan mereka. Ayah juga tidak menekan kesedian laki-laki
untuk nyetana sebagai kriteria pasangan hidup anak tunggal perempuan. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa ayah terutama berperan dalam penanaman disiplin,
kemandirian, dan prestasi akademik anak tunggal perempuan mereka.Hasil penelitian
juga menunjukkan 3 faktor yang mempengaruhi anak tunggal perempuan dalam memilih
pasangan hidup, yaitu faktor homogami, faktor derajat pernikahan, dan faktor jaringan
sosial. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pemahaman anak tunggal
perempuan mengenai nyentana masih terbatas.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar mengikutsertakan subyek ayah
dalam penelitian. Selain itu, penelitian juga dapat dilakukan dengan pendekatan
kuantitatif dengan cara membandingkan berbagai wilayah di Bali, atau membandingkan
beberapa suku di Indonesia.