ABSTRAKKonsumen melakukan transaksi jual beli dalam kehidupannya sehari-hari guna
memenuhi kebutuhan hidup. Intensi belanja konsumen dalam transaksi jual beli
dipengaruhi oleh sistem pembayaran dan rekening mental. Penelitian
sebelumnya mengatakan bahwa ada perbedaan intensi belanja antara
konsumen pengguna kartu kredit dan cek atau uang tunai; dan dalam teori
Rekening Mental disebutkan bahwa manusia selalu melakukan proses kognitif
dalam bertransaksi, yaitu saat mengeluarkan cost dan mendapatkan benefit.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan intensi belanja
konsumen dipengaruhi oleh sistem pembayaran uang tunai, kartu debit, kartu
kredit; dan rekening mental identik, rekening mental serupa, rekening mental
berbeda.
Penelitian ini menggunakan alat berupa vignette, yaitu kasus yang ditanyakan
kepada partisipan penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan metode
eksperimen, dengan desain 3x3 faktorial. Variabel bebas pertama adalah sistem
pembayaran, yang mempunyai tiga variasi, yaitu uang tunai, kartu debit, dan
kartu kredit. Variabel bebas kedua adalah rekening mental, yang mempunyai
tiga variasi, yaitu rekening mental identik, rekening mental serupa, dan rekening
mental berbeda. Partisipan penelitian berjumlah 310 orang yang terbagi dalam
sembilan kelompok eksperimen.
Uji signifikansi dilakukan dengan metode anova, sedangkan uji hipotesis
dilakukan dengan membandingkan mean antar kelompok eksperimen. Hasil uji
signifikansi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen, namun arah hipotesis telah sesuai
Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh sistem
pembayaran dan rekening mental terhadap intensi belanja konsumen di
Indonesia, khususnya Jakarta. Saran yang diberikan adalah saran-saran untuk
penelitian selanjutnya, terutama untuk mengembangkan psikologi ekonomi.
Implikasi praktis ditujukan bagi para produsen yang ingin meningkatkan strategi
penjualan.