Tahun 1995 merupakan booming film Cina di televisi dan hal ini, menunjukkan betapa masyarakat gemar akan film tersebut. Pada sisi lain, meskipun beberapa elemen budaya Cina telah diterima, namun pada kasus-kasus tertentu, sikap masyarakat terhadap etnis Cina cenderung negarif. Berdasarkan fakta di atas, penults tertarik untuk melihat hubungan kedua sikap tersebut, yaitu sikap terhadap film Cina dan sikap terhadap etnis Cina, Guna memperjelas hubungan kedua sikap tersebut, juga akan diamati pendapat penonton manakala film Cina mencerminkan kehidupan etnis Cina. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dalam konteks komunikasi, maka digunakan Teori-teori Konsistensi Kognitif. Teori ini banyak diaplikasikan untuk melihat hubungan antara sikap individu terhadap dua obyek di mana obyek bisa berupa manusia, benda, atau peristiwa. Menurut teori ini, sikap individu terhadap kedua obyek yang relevan cenderung sesuai, sehingga tercapai keseimbangan kognitif. Prinsip keseimbangan ini akan terpenuhi bila ketiga hubungan antara individu dan dua obyek semuanya positif atau dua di antaranya negatif. Jika tidak demikian, timbul ketidaknyamanan psikologis yang menimbulkan disonansi. Individu firLAk menyukai keadaan disonan ini, sehingga termotivasi untuk mengurangi, bahkan melenyapkan sama sekali disonansi tersebut. Berdasarkan teori, hipotesa yang terbentuk adalah sebagai berikut: pada seat penonton berpendapat film Cina mencerminkan kehidupan etnis Tina, sikap penonton terhadap film positif cenderung menyebabkan sikap terhadap etnis positif dan demikian sebaliknya: sikap terhadap etnis positif, maka sikap terhadap film juga positif. Guna membuktikan kebenaran hipotesa yang di atas, dilakukan penelitian survei terhadap 100 responden yang dipilih secara purposif. Setelah data terkumpul dan dianalisis, maka didapat hasil bahwa sikap terhadap film berhubungan dengan sikap terhadap etnis dan hal ini tampak kitat pada kondisi penonton berpendapat bahwa film mencerminkan kehidupan etnis. Dengan demikian, dan has penelitian ini, diperoleh sumbang pikiran kepada disiplin ilmu komunikasi bahwa teori keseimbangan mampu menjawab permasalahan penelitian.