Salah satu masalah ingrasi nasional adalah menyatukan
seluruh warga negara Indoriesia yang serdiri dari berbagai
agama, ras, golongan d an sukubangsa. Komunikasi
antar sukubangsa Indonesia masih diwarnai adanya
ketegangan. kecurigaan ri dan stereotip negatip. Berdasarkan
permasalahan ini, skripsi ini berusaha menggambarkan
stereotip dan periaapat tingkata komunikasi pada mahasiswa.
Hahasiswa yang d' itel iti dalam skrip~i ini adalah
mahasi~wa sukubari~sa Jawa dan Batak di FISIP-UI, gun~
mengetahui . bagaimana mahasiswa Jawa memandang sukubangsanya
sendiri dan sukubangsa Batak dan sebaliknya; bagaimana
tingkatan komunikasi di antara mereka; dan faktor apa saja
yang mempengaruhi stereotip dan pendapat tingkatan
komunikasi. Untuk mengukur stereotip .digunakan skala semantik defferensial, sedangkan untuk mengukur tingkatan
komunikasi digunakan skala Bogardus. D~lam penelitian ini
juga digunakan variabel kontrol seperti agama, j en is
kelamin, status sosial ekonomi, sifat .(tingkahlaku) pribadi
. .
individu, penampilan fisik, pengalaman pribadi, cerita orang
lain dan media massa.
Hasil pen~litian ini memperl ihatkan bahwa stereotip
tidak dipengaru hi oleh a g ama, jenis kel amin,
I
pengalaman
pribadi yang menyen angkan, media ~assa , dan status s osial.
ekon omi. Ster eotip dipepgaruhi oleh pe ngal~ma n p ibadi yang
tidak menyenangkan dan cerita oraang l ain. Sedangkan untuk
tingka an kom~nikasi dip engaruhi oleh agama, jenis ke l~min
dan pengalaman pr~badi ya g menyenangkan.
Has il penelitia stereotip men unj ukkan adanya
seteieotip yang saling b eD lawanan antara suk~b angsa Jawa dan
Batak. Stete oti~ yang berlawanan ini didasari oleh nilai
budaya sukubangsa Jawa berten tangan. Hasil
pene litian ini juga menunj ukkan tidak te~dapat ketegangan
dan kecurigaan ·komunikasi an tar mahasisw Jawa. dan Batak
Hal ini dis~ba bka n 1 p ~ tamai responden dalam membentuk
tingkatan. komunikasi sukubangsa:. t etapi
lebih memperhatikan "sifat (tingkahlaku) pribadi individu",
yang kedua, lingkungan kampus Universitas Indonesia
memungkinkan mahasiswa yang berlainan sukubangsa dapat
berinteraksi secara intensif, yang· ketiga, pengaruh
lingkungan kota metropolitan (Jakarta) dim~na individu
semakin renggang ikatannya dengan sukubangsa.