Pada situasi persaingan yang semakin ketat dewasa ini, setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggannya agar tetap kompetitif. Penggunaan sistem biaya tradisional menjadi usang karena tidak mampu memberikan perhitungan biaya produk yang akurat dan tidak mendorong manajer untuk melakukan efisiensi proses produksi. Oleh karena itu lahirnya Activity-Based Cost System sebagai sistem akuntansi biaya yang baru memberikan sumbangan besar bagi dunia bisnis. Selain memberikan perhitungan biaya produk yang lebih akurat, informasi aktivitas dari ABC dapat digunakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses sehingga terjadi peningkatan kinerja aktivitas untuk memberikan value yang lebih tinggi kepada pelanggan. Untuk peningkatan kinerja aktivitas inilah maka process value analysis perlu dilakukan. Process value analysis merupakan metode analisa yang paling baik untuk dapat mengidentifikasi aktivitas secara keseluruhan dan mencari kesempertan-kesempatan untuk melakukan perbaikan. Process value analysis akan berusaha untuk meminimisasi bahkan mengeliminasikan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan mengoptimalkan aktivitas yang memberikan nilai tarnbah. Dengan melakukan process value analysis, akan terjadi peningkatan kinerja aktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan value produk yang diterima pelanggan berupa harga yang relatif rendah, kualitas yang tinggi, dan tersedia tepat pads waktunya. Process value analysis pada PT. X menunjukkan bahwa PT. X memilih tujuh kelompok aktivitas dalam proses produksinya, yaitu lead oxide mill, paste mixer, grid casting, plate pasting, formation dan drying, assembling, serta finishing. Analisa yang dilakukan menunjukkan bcthwa Pl. X memerlukan tindakan-tindakan perbaikan agar proses produksinya bisa lebih efisien. Tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan melihat pada konsep yang ditawarkan oleh Just In Time dan Total Quality Control.