Arus pejalan kaki (pedestrian) pada area pusat pelayanan atau pusat
bisnis di suatu kota, secara umum memiliki perbedaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya serta dari waktu ke waktu. Beberapa nodal prediktor seperti
gedung-gedung perkantoran, stasiun angkutan, pusat perbelanjaan, tempat
makan, tempat hiburan dan lain sebagainya kemudian dijadikan titik sampel
untuk mengetahui di mana dan seberapa besar pengaruh jenis nodal tersebut
sebagai pembangkit atau generator arus pejalan kaki. Melalui pengukuran
langsung pada 18 lokasi diperoleh pola arus pejalan kaki, yang selanjutnya
dikaitkan dengan jenis penggunaan tanah, fisik trotoar dan luas lantai
bangunan melalui analisis deskriptif sehingga diperoleh hasil bahwa secara
temporal arus pejalan kaki pada sore hari lebih tinggi dibandingkan pagi dan
siang hari; dan secara spasial arus pejalan kaki yang sangat tinggi umumnya
terjadi pada penggunaan tanah komersial atau pusat perbelanjaan.
Sedangkan luas lantai bangunan sebagai indikator banyaknya pejalan kaki
potensial ternyata tidak berkorelasi dengan tingkat arus pejalan kaki di
Koridor Sudirman Thamrin.