ABSTRAK. Fokus skripsi ini adalah tentang penyelenggaraan Kongres Nasional Centraal Sarekat Islam (CSI). Sarekat Islam adalah organisasi modern, salah satu kriteria yang harus dipenuhi sebagai organisasi modern adalah penyelenggaraan kongres (algemeene vergadering), di samping adanya program partai (platform), struktur pengurus, anggaran dasar dan ketentuan lainnya. Yang menarik dari penyelenggaraan kongres, dalam hal ini Kongres Nasional Pertama tahun 1916 dan Kedua tahun berikutnya, adalah adanya perbedaan corak antara keduanya. Bila pada Kongres Pertama coraknya masih patuh (moderat) terhadap pemerintah Kolonial, tetapi pada Kongres Kedua telah terjadi radikalisasi, artinya telah muncul pernyataan-pernyataan keras terhadap institusi yang telah mapan pada saat itu, termasuk mempermasalahkan legalitas pemerintah Kolonial sendiri. Perubahan sikap antara kedua kongres tersebut, dimungkinkan karena adanya beberapa peristiwa yang terjadi di tanah Hindia Belanda, seperti: peningkatan partisipasi politik masyarakat, buruknya tingkat kesejahteraan pribumi, munculnya beberapa tokoh yang artikulatif, serta radikalisasi yang terjadi pada SI lokal Semarang, salah satu cabang terpenting dari CSI. Beberapa nama yang patut disebut dalam rangka fokus skripsi ini adalah Semaoen (Ketua SI Semarang) dan Abdoel Moeis (Wakil Ke_tua Pengurus CSI), selain Tjokroaminoto selaku tokoh sentral di kalangan Sarekat Islam. Antara Semaoen dan Abdoel Moeis, pada ting_kat gagasan terjadi pertentangan, suatu hal yang mewarnai' kong_res tersebut.